Selasa, 21 Oktober 2014

Peran kader PMII dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) 2015

Ekonomi adalah sebuah ilmu sosial yang mempelajari tentang aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi . Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat terlepas dari kegiatan ekonomi. Beberapa faktor yang menyembabkan terjadinya ekonomi; 1) Sumber daya alam yang terbatas, 2) keinginan manusia yang tak terbatas. Ekonomi merupakan instrumen terpenting dalam pembangunan sebuah Negara serta dalam kesejahteraan masyarakatnya. Negara memiliki peran penting terhadap pembangunan dan kesejahteraan rakyat, seperti temaktub dalam UUD 1945 BAB XIV tentang Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial, Pasal 33 ayat 3 “bumi dan air dan kekayaan alam yang terrkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat” dan tercantum dalam Pancasila di sila ke-5 “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Pertumbuhan ekonomi merupakan faktor penting untuk dicapai karena setiap Negara menginginkan perubahan yang lebih baik dalam sektor ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan Negara dalam pembangunan ekonomi suatu Negara. Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk memacu pertumbuhan ekonomi tersebut, yaitu, dengan melakukan pembenahan internal kondisi perekonomian hingga melakukan kerjasama internasional yang memberikan kontribusi positif pada masing-masing Negara untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu faktor sumber daya manusia, faktor sumber daya alam, faktor ilmu pengetahuan dan teknologi, faktor  budaya dan faktor daya modal. Lalu kita dapat melihat bagaimana kelima faktor tersebut sudah secara maksimal dikelola, faktanya ada beberapa negara di kawasan Asia Tenggara yang masih terbelakang dalam pengelolaan beberapa faktor tersebut walaupun kita juga dapat melihat beberapa negara lainnya sudah cukup mampu mengelola dengan baik. Jika melihat  bagaimana Indonesia mengelola kelima faktor tersebut, beberapa faktor masih belum dapat dimaksimalkan untuk itu Indonesia dan sembilan negara lainnya membentuk ASEAN Community 2015 atau Komunitas ASEAN 2015 dengan tujuan yang baik.
Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin Asean sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 mendatang. Ini dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan. Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat.
Selain pasar bebas, Indonesia akan dihadapi oleh liberalisasi sumber daya manusia. Jika masyarakat tidak memiliki life skill yang baik khususnya dalam percakapan berbahasa asing, besar kemungkinan Indonesia akan kalah dalam pertarungan MEA nanti. Karena siapapun investornya, mereka akan membutuhkan pekerja yang fasih dalam berbahasa asing. Selain mengembangkan life skill, perlu dikembangkan pula kreasi (soft skill) dalam hal produksi sehingga dapat menciptakan produk dalam negeri yang siap bersaing dengan barang luar negeri.
PMII sebagai organisasi kemahasiswaan yang bersifat independen dan akomodatif terbesar di Indonesia harus memiliki peran aktif dalam menghadapi persaiangan yang sangat kompetitif diakhir 2015 nanti. Dengan memiliki jutaan kader yang terus berkembang dan jaringan alumni yang tersebar diseluruh Nusantara, PMII diharapkan lebih kreatif, produktif dan inovatif, mengingat persaingan dalam liberalisasi pasar tidak hanya dalam bidang barang atau produk saja, akan tetapi persaiangan di bidang jasa juga seperti, jasa akuntan, pengacara, tenaga medis, dsb. Para kader PMII yang memiliki karakteristik nilai keislaman dan kebangsaan harus bisa menempati beberapa sektor-sektor strategis yang berkategori The Leading Sector (pemerintahan, industri, akademik), sehingga dapat mencapai cita-cita kemerdekaan Indonesia sebagaimana yang tercantum di dalam tujuan organisasinya.
Meskipun PMII ini independen, namun secara kultur-ideologis tidak dapat dipisahkan dari NU karena PMII menjadikan aswaja sebagai Manhaj al-fikr dalam pergerakannya. Ada 4 prinsip aswaja yang menjadi landasan gerak PMII, yakni, tawasuth (moderat), tawazzun (seimbang), tasamuh (toleran), dan ta’adul (adil). PMII yang menjadikan prinsip keadilan (ta’addul) sebagai salah satu ruh perjuangannya dengan cita-cita menciptakan kondisi masyarakat yang adil dan makmur, seperti yang tercantum dalam lirik mars PMII “adil dan makmur ku perjuangkan”. Dan sudah seharusnya PMII berperan aktif dan mendorong agar pemimpin-pemimpin bangsa ini dapat menjalankan kegiatan perdagangan nasional dan global yang adil (fair trade). Sehingga negara dapat berperan dan berfungsi sebagaimana mestinya, mengarahkan kebijakan untuk kesejahteraan rakyat yang berdaulat, adil dan makmur.